Sulbar.com - Polewali Mandar dinilai mempunyai posisi strategis sebagai lumbung pangan provinsi Sulawesi Barat. Mengingat terdapat sedikitnya 14 kecamatan, sebagaimana data Biro Pusat Statistik tahun 2014 lalu telah nyata berkontribusi sebagai daerah penghasil padi sebanyak 178,130 ton dengan luasan 35,839 Ha. Kenyataan itu terungkap saat SulbarDoTcom menggelar diskusi terbatas dengan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulbar, Muhammad Ikhsan Willy di Pondok Coffee samping Gedung Gabungan Dinas Kabupaten Polewali Mandar kemarin malam, 13 Mei 2015.
Kepada SulbarDoTcom Ikhsan menyebutkan, wilayah lumbung pangan Polman itu tersebar empat belas kecamatan yakni, Anreapi, Binuang, Campalagian, Limboro, Luyo, Mapilli, Matakali, Matangga, Polewali, Tinambung, Tapango, Wonomulyo, Alu, dan Tubi Taramanu itu membutuhakn kebijakan yang menyeluruh dan berperpektif mencerahkan agar wilaah adat dan perlindungan serta pengelolaan lahan pangan tersebut tidak salah kaprah.
"Sayangnya, wilayah lumbung pangan provinsi tersebut berada dalam atau sekitar kawasan hutan dengan rincian hutan lindung seluas 72, 277,96 ha (35%) dan hutan produksi terbatas 24,971,27 ha (12%) sebagaimana yang termaktub dalam Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Polewali Mandar," urainya.
Ia menyebutkan, hal tersebut membutuhkan upaya yang maksimal dan ligat untuk disikapi bersama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, "terdapat 66 Desa dari 167 Desa di Polman yang berada dalam kawasan hutan, pemerintah bersama masyarakat dan para pihak yang terkait harus secepatnya merespon hal ini untuk mencari penyelesaian yang konkrit dan menyeluruh," tutur Ikhsan Willy.
Dan karenanya pihaknya telah menginisiasi sebuah acara lokakarya kebijakan perlindungan dan pengakuan wilayah adat serta perlindungan lahan pangan di Kabupaten Polewali Mandar di hotel Davina 27 – 28 April 2015 lalu yang dikerjasamakan dengan Sawit Watch.
"Saya kira ini dibutuhkan sikap yang tegas dan jelas juga berwawasan lingkungan, dan gelar lokakarya yang kami lakukan beberapa waktu yang lalu itu hanyalah sebagai stimulan wacana, kiranya mata dan hati kita sama terbuka melihat kenyataan kita hari ini. Tentu saja dalam rangka untuk menyelamatkan lingkungan dan alam serta ruang wilayah kita bagi generasi mendatang," ujarnya.