Sulbar.com - Jika biasanya sisik ikan dipasar adalah limbah yang berbau tidak sedap, berserakan di lapak-lapak pedagang ikan, ditangan Hikmiati (40) warga Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Duampanua. Sampah-sampah tersebut, dapat disulap menjadi souvenir cantik bernilai rupiah.
Saat ditemui dirumahnya, tengah bulan ini, Hikmiati dengan ramah menyambut kedatangan SulbarDOTcom dan berbagi rela berbagi cerita seputar ide pembuatan sovenir yang katanya muncul tatkala dirinya berjalan-jalan di tempat pelelangan ikan, yang tidak jauh dari rumahnya, melihat sisik ikan berserakan di lapak-lapak pedagang. Sepintas Ia berfikir sisik ikan itu bisa di jadikan sesuatu karena warnanya mengkilap dengan bentuk melengkung mirip kelopak bunga.
Ibu yang lebih akrap dengan sapaan Kimmy meminta izin ke pedagang tersebut untuk membawa pulang sisik ikan yang telah dikumpulkan. Tentu saja mereka mau karena lapaknya bisa jadi lebih bersih. Setelah sampai dirumah ia mencucinya sampai bersih dan menyimpannya dalam bungkusan plastik.
“Untuk mengetahui sisik ikan itu mampu bertahan lama, saya menyimpannya selama tiga tahun, dengan tidak sengaja saya menemukannya kembali, ternyata sisik ikan tersebut tidak mengalami perubahan,”ungkapnya.
Lanjut Kimmy, Langkah awal yang harus dilakukan, adalah menghilangkan lendir, agar sisik ikan itu menjadi keset. Agar bau amisnya hilang sisik ikan tersebut direndam dengan asam citrum selama Lima sampai sepuluh menit. Agar terlihat lebih cantik, ditambahkan sat pewarna sesuai yang diinginkan.
Sisik ikan sudah siap dikreasikan menjadi aksesoris menarik. Ditangannya ia merangkai sisik ikan itu dan membentuknya menjadi rangkaian bunga. Ia menggunakan lem untuk merekatkan. Untuk mempercantik bentuknya, ia tempelkan manik-manik di bagian kelopak bunga. Dalam waktu singkat bross yang unik siap dijajakan dengan harga tiga ribuh sampai lima ribuh rupiah perbuah.
“Dalam satu bulan laku terjual sekitar 50 sampai 100 buah. Melalui pesanan langsung untuk hajatan. Dan media online seperti facebook, Black Berry Messenger (BBM), serta portal iklan yang ada di dunia maya,” jelasnya.
Meskipun begitu, ia mengakui kendalanya saat ini adalah persediaan bahan baku, “terkadang kami mendapat pesanan dalam jumlah banyak akan tetapi persediaan bahan baku yang tidak memadai, berhujung pesan itu pun kami abaikan,”ujar Ibu beranak Dua itu.
Keterbatasan bahan bahan baku menurutnya, karena tidak semua ikan layak untuk digunakan. Jenis ikan yang paling baik digunakan adalah ikan kakap karena sisiknya yang lebih keras sehingga tidak mudah pecah.
Kendatipun begitu, Ia bersyukur usahanya saat ini mendapat perhatian dari pemerintah. Dengan terbentuknya kelompok RA. Kartini sehingga ia dapat mengembangkan ide kreatifnya, selain itu kelompok RA. Kartini yang dipimpinya mendapat stand khusus setiap penyelenggaraan pameran Celebes Convension Centre (CCC) di adakan.
|