Sulbar.com - Spektakuler. Rasanya kata itu tak terlalu berlebihan jika diletakkan pada acara malam puncak penutupan Menengok Balanipa, Menyapa Mandar (MBMM) yang digelar selama tiga hari, 21-23 Mei di Lapangan Gas Bala Kecamatan Balanipa.
Betapa tidak, malam puncak penutupan yang dilangsungkan hingga di titik pukul 24.00 dengan beragam pertunjukan kesenian dan orasi. Mulai dari yang pertunjukan serius yang membuat jidat mengkerut karena butuh menafsiran lebih yang khusyuk hingga pertunjukan yang mengocok perut dan membuat ngakak para penonton itu, tampak hadir di atas panggung yang syarat dengan pernak pernik yang diambil alam Mandar.
Malam Minggu, 23 Mei lalu itu tampak cerah. Tak ada hujan yang basah, kecuali wajah-wajah ceria dan penuh antusias untuk menyaksikan pertunjukan dan persitiwa kesenian yang menghadirkan para budayawan,seniman, politisi, pejabat daerah, dan tokoh masyarakat yang sengaha hadir untuk menyaksikan peristiwa kebudayaan yang digagas oleh komunitas Teater Kakanna dan bekerja sama dengan Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Povinsi Sulawesi Barat ini.
Beberapa Komunitas seni tanpa hadir dengan seperangkat materi-materi karyanya dengan beragam teman dan gaya pertunjukan, mulai dari Teater Flamboyant Mandar, Kosaster SIIN Unasman, Komunitas Sure’ Bolong, M. Syariat Tajuddin, Ladang Tari Labada, Komunitas Sossorang, Lingkar Musik Uwake, Komunitas Sure Bolong, Sanggar Tie-tie, dan Teater Ampat Majene.
Selain pertunjukan, malam itu, acara penutupan juga diselingi dengan penyerahan hadiah lomba lomba palla’layang (layangan-red) oleh Sahrir Hamdani. Sedang, untuk hadiah lomba mandoang (memancing-red) sebagai rangkaian dari acara MBMM itu yang juga digelar siang hari sebelum malam penutupan, secara simbolis diserahkan langsung oleh M. Syariat Tajuddin, Ketua Dewan Kesenian Sulawesi Barat.
Mujirin M Yamin, Ketua KAP Balanipa dalam orasinya menyebutkan, salah satu yang melatari perjuangan pembentukan Kabupaten Balanipa yang terus didengunkan adalah karena factor sejarah dan nilai budayanya, "sejarah masa lampau tidak bisa kita hilangkan agar dapat menjadi spirit membawa pembangunan yang lebih baik dengan mewarisi nilai-nilai leluhur di masa lampau, saya harap kegiatan ini dapat mengangkat dan memperkenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada masyarakat umum", tutur Muhajiri.M. Yamin saat mendapat kesempatan naik ke atas panggung.
Sementara itu, Adil Tambono, Ketua Panitia yang tampil memberikan laporan penutupannya, beberapa saat setelah semua penonton ngakak dan dikocok perutnya oleh pertunjukan Teater Ampat Majene yang menampilkan pakkayue yang berceritera tentang proses pelamaran yang satiris pula membanyol itu, mengatakan, maksud dan tujuan kegiatan ini adalah semata-mata untuk mempererat silaturrahim melalui nilai-nilai seni budaya Mandar serta menggali dan melestarikan potensi seni budaya tradisional.
"Kegiatan ini memiliki arti tersendiri bagi kita semua dimana sejak pembukaan hingga penutupan mendapat perhatian dan rasa antusias yang tinggi dari masyarakat Bala. Kami berterima kasih atas semua bentuk sambutan postipnya di acara yang kami selengarakan ini. Semoga menjadi penanda bahwa peradaban kita di Mandar ini menjadi perabadan yang dilengkapi manusia-manusia yang sadar pada nilai seni dan budaya yang adiluhung", tandas adil dalam nada yang tegas di Depan Toyang Roeng properti yang terletak di samping kanan panggung sebagai simbol tradisi permainan rakyat Mandar.