Sulbar.com - Kian maraknya statemen pilihan nama yang dipandang layak bagi penggantian nama Bandara Tampa Padang sebagaimana yang banyak terlontar di media massa belakang ini, membuat Sukri Umar sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Barat meminta kepada semua pihak untuk menahan diri dalam melontarkan statemennya.
Karena menurutnya, silang statamen terkait nama bandara itu telah mulai tercium aromanya yang mengarah ke kultur. "Saya membaca, aromanya sudah mulai ke-kultur. Kasihan masyarakat Tampa Padang yang telah merelakan tanah, rumah dan pohon kelapanya ditebang dan dipindahkan untuk kebahagiaan masyarakat Sulbar naik pesawat," tuturnya kepada SulbarDOTcom malam tadi, 12 Juli 2015.
Sukri berharap semua pihak hendaknya berhati-hati dalam melontarkan statemen. "Kita harus hati-hati dengan ini issue, karena ini sensitif," ujarnya.
Bahkan Sukri, yang anggota fraksi Partai Demokrat ini menyayangkan, statemen yang terkait nama tokoh dan pejuang. "Kasihan para tokoh Sulbar yang telah dengan tulus ikhlas berjuang harus diperdebatkan, siapa yang paling layak. Kalau saya, harusnya semua pihak bisa menahan diri untuk tidak provokatif".
Lebih jauh, Sukri menghimbau kepada masyarat intelek, untuk tidak ikut-ikutan melontarkan statemen yag akan kian memperkeruh. "Masyarakat intelek, diharapkan pikirannya yang tidak provokatif. Mari melihatnya dalam kacamata semangat kita ber-sulbar ini. Bukan dalam kacamata yang akan menyekat kultur kita. Apalagi kalau sampai ini dijadikan amunisi politik dalam kontatasi politik Pilgub atau apapun itu ke depan. Sebab jika begitu, maka ini benar-benar tidak sehat, silahkan dicek orang-orang yang ditebang kelapanya itu siapa mereka? Saya kira mereka telah mengorbankannya untuk bandara. Kita jangan pula, malah tampil kian memperkeruh ini persoalan", tandasnya.
[yat/yat]