Sulbar.com - Jelang berakhirnya bulan Ramadhan 1436 Hijriah, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Barat menggelar literasi media, kali ini berlangsung di Masjid Al Qautsar Griya Masannang Mamuju.
Dari diskusi itu terungkap bahwa, baik tokoh agama maupun masyarakat lainnya yang hadir mengaku resah masih adanya siaran televisi yang tidak sesuai dengan budaya dan nilai-nilai keagamaan.
Wakil Ketua KPID Sulbar, Farhanuddin saat membuka acara literasi media itu mengungkapkan, salah satu tujuan kegiatan di akhir bulan Ramadhan ini, disamping sebagai refleksi atas tayangan selama ini terutama di bulan Ramadan juga diharapkan bisa menjadi sarana mengkampanyekan menonton sehat serta membangun sinergitas antara lembaga KPID dan masyarakat dalam mengawasi siaran TV dan radio.
“Keterlibatan masyarakat untuk bersinergi dengan KPID memang sangat dibutuhkan, sekarang TV sudah merambah ke desa dan dusun, KPID secara struktural hanya ada di tingkat provinsi, sinergitas itu mulai dari mencegah tayangan tidak sehat hingga membangun masyarakat yang cerdas dalam memilih tayangan,” kata Farhan yang juga dosen FISIPOL Unsulbar.
Selain Farhanuddin, dalam diskusi literasi ini juga tampak dihadiri oleh Ketua KPID Sulbar, Sitti Mustikawati, serta beberapa komisioner KPID, Munawir Ridwan, Fachriadi Kusno, Bahtiar Ahmad dan Mukmin A. Taufiq.
Secara khusus mengentai tayangan di bulan suci Ramadhan tahun ini, KPID Sulbar mengutip pernyataan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa tahun ini secara umum tayangan Ramadan dari segi nilai sesuai bulan Ramadan sudah membaik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Bila tahun lalu, lawak di waktu sahur mayoritas di TV swasta yang sering berisi saling ejek, melecehkan antar sesama pengisi acara, untuk tahun ini sudah mulai berkurang.
Para komisioner KPID Sulbar yang secara bergantian menyampaikan materi mengatakan, salah satu komitmen yang harus dibangun bersama oleh semua pihak adalah menghindari atau tidak menonton siaran yang tidak sehat, seperti gosip perceraian artis, persilingkuhan dan film yang berisi kekerasan.
Acara literasi media dihadiri lebih puluhan jamaah masjid Al Qautsar mulai dari imam masjid, pengurus majelis taklim hingga jamaah secara umum.
“Industri TV adalah bisnis padat karya dan padat modal, iklan akan selalu mencari mata acara yang digandrungi masyarakat, sehingga tanggung jawab kita semua agar tayangan yang tidak sehat itu tidak banyak yang nonton dan itu kemudian tidak akan menarik pemasang iklan, itu salah satu cara kita agar tayangan tidak sehat di layar kaca bisa dihentikan,” kata anggota KPID Sulbar Munawir Ridwan.
Salah seorang tokoh agama yang hadir di acara itu, Sulaeman mengaku mengapresiasi tekad KPID untuk membangun kerjasama dengan masyarakat luas dalam upaya menghadirkan tayangan sehat dan sesuai nilai agama serta budaya.
“Sosiasalisasi tayangan sehat dan tidak sehat ke masyarakat harus lebih digencarkan KPID sehingga makin banyak warga yang kritis saat menonton TV, masyarakat akhrinya akan bisa menilai tayangan ini sehat perlu ditonton atau justru harus dihindari terutama bagi anak-anak,” kata Sulaeman.
Selain literasi di masjid, KPID Sulbar sebelumnya menggelar kegiatan literasi sosialiasi menonton sehat di madrasah, sekolah dan kelompok pengajian.
[FHN/yat]