Sulbar.com - Banyak hikmah yang dapat dipetik dari hujan. Terutama hujan warnai gelaran pelantikan dan rapat kerja Gerakan Pemuda (GP) Ansor Polewali Mandar (Polman) masa khidmat 2014-2019 yang tergelar sederhana di Masjid Agung Syuhada Rabu Malam (12/11) dan diikat tema reflektif, "Membangun Kesadaran Jamiyah dalam Merawat Tradisi, Mengawal NKRI dan Menyejahterakan Daerah."
Tema kegiatan yang dipilih seolah menawarkan ruang refleksi bersama. Tidak hanya bagi warga Nahlatul Ulama (NU), kaitannya dalam menanggapi ragam persoalan kemasyarakatan, tapi lebih jauh hendak memaknai kembali peran vital jamaah sebagai sumbu utama dalam menjalankan amaliah tradisi berlandaskan faham ahlisunna wal jamaah di jazirah Mandar.
Nasir Rahmat, Wakil Bupati Polman dalam sambutannya mengungkapkan makna gerakan GP Ansor secara filosfis bertalian dengan nilai tradisi kemandaran. "Sipakatau, sipamandar dan sipakainga adalah sekian banyak nilai Mandar yang senantiasa menjadi spirit utama yang mewarnai gerakan GP Ansor," ujarnya.
Ketua IKA PMII Sulbar mengharapkan pengurus GP Ansor Polman yang baru dilantik dapat menjadi mitra strategis dalam memberikan masukan konstruktif dan mengawal setiap program Pemkab Polman yang harapannya bermuara pada kesejahteraan masyarakat Polman secara umum, khususnya warga NU. Hujan Berkah
Muhammad Arsyad Ketua Tanfiziah NU Polman dalam pengantar sambutannya merespon hujan yang sempat membuat molor acara pelantikan, bahkan memindahkan lokasi acara. Rencana awal acara dihelat di depan Gedung Gadis, tetapi kemudian dipindahkan ke Masjid Agung Syuhada.
"Selain hujan adalah rahmat. Hujan bisa jadi adalah isyarat langsung dari Allah Swt untuk GP Ansor kembali menjadikan masjid sebagai pusat gerakan Islam yang santun, ramah dan cinta damai dengan menepis ajaran dan faham yang selalu menebar kebencian bahkan menolak keutuhan NKRI," tegas Arsyad di acara yang menghadirkan banyak tokoh.
Sebut saja, Harianto Ogi Wakil Ketua Pengurus Pusat GP Ansor, Masud Saleh Wakil Sekjen GP Ansor dan Isra D Pramulya, Wakil Ketua Umum DPP KNPI serta, Amiruddin Wakil Ketua DPRD Polman, KH. Mukhiruddin Pimpinan Pondok Syafiiyyah Salafiyyah Badrussalam, Desa Bumiayu Wonomulyo dan KH. Muhammad Syibli didaulat membawakan tauziah. Syibli Sahabuddin, mengungkapkan ada tiga hikmah penting dari hujan yang menyambut pelantikan GP Ansor Polman. Pertama, hujan adalah berkah karena tidak sampai membuat kita basah kuyup. Kedua, hujan malam ini menegaskan bahwa mayoritas masyarakat Kabupaten Polman berfaham ahlisunnah wal jamaah dan ketiga hujan membuat kita kembali ke masjid.
Bela Negara
Tidak berbeda jauh, Harianto Ogi Wakil Ketua Pengurus Pusat GP Ansor program bela negara bukanlah sebatas program terlebih wacana tapi sudah menjadi laku, terlihat dari Mars Ansor darah dan nyawa telah kuberikan, syuhada rebah Allahu akbar dari sana isyaratkan bahwa pengabdian dan semangat bela negara GP Ansor jauh hari sudah dilakukan para pendiri NU dan kader muda pendahulu GP Ansor.
Hal itu kata Ogi sapaan akrabnya, senantiasa penting dipahami untuk kembali memaknai pengabdian tidak hanya dipandang dalam kalklulasi materi. “Karena bela negara yang dilalukan GP Ansor bukan untuk mencari penghidupan,” tegasnya seraya mengingatkan agar prosesi pelantikan GP Ansor Polman di semua tingkatan tidak menjadi persitiwa seremonial yang bersifat prosedural semata.
“Terlebih rapat kerja yang dilakukan GP Ansor Polman tidak perlu diarahkan untuk menghasilkan tabulasi mimpi yang mengawang, tapi sedianya dapat disederhanakan agar dapat dibumikan,” tutup Ogi.
|