Sulbar.com - Hadir di acara Pelantikan Pengurus Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Polewali Mandar (Polman) masa khidmat 2014-2019, Harianto Ogi, Wakil Ketua Pengurus Pusat GP Ansor melecut semangat lewat sambutannya, "jika Nahdlatul Ulama (NU) mandeg maka GP Ansor harus siap untuk mengambil alih. Terlebih jika NU tidak bisa berjalan baik, maka GP Ansor wajib men-take over," tuturnya disambut tepuk riuh hadirin.
Pada acara yang digelar di Masjid Suhada Pekkabata Polman, 11 November malam tadi, Ogi sapaan karibnya juga mengatakan, paradigma berpikir kader GP Ansor sedianya paham, bahwa NU ada karena Ansor, "jangan dibolak balik logika sejarahnya. Kader GP Ansor harus paham, bahwa dalam sejarahnya, GP Ansor lebih dulu ada dari NU. Maka saat NU tidak bisa menjalankan kinerjanya mengurusi jamiyah, maka Ansor harus mengambil sikap tegas," tegasnya kepada SulbarDOTcom.
Ia menyebutkan, GP Ansor harus berani mengkritisi NU jika mandeg, "saya mensinyalir, ada banyak NU di daerah yang tidak jalan. Nah, GP Ansor harus tampil mengkritisi. Karena Ansor sebagai generasi NU yang dipundaknya tersampir estafet kepemimpinan NU ke depan. Ingat GP Ansor adalah pemilik sah republik ini. Kader GP Ansor harus berani mati, walau terkadang takut lapar. Mungkin karena di Ansor tidak digaji," urai salah satu Pengurus Lembaga Pendidikan Maarif Pusat yang disambut tawa hadirin.
Tidak itu saja, dalam pidato sambutannya itu, Ogi ikut menyinggung peran pemerintah terhadap keberadaan GP Ansor. Baginya pemerintah di daerah juga harus serius menyadari kewajibannya untuk memberikan hak organisasi kepemudaan, termasuk kepada GP Ansor. "Hak Ansor sebagai pemuda harus diberikan oleh pemerintah, karena GP Ansor adalah mitra yang harus kritis dan konstruktif terhadap pembangunan," urainya kembali disambut tepuk tangan hadirin.
Ogi juga mewanti-wanti kader GP Ansor Polman agar tidak hanya menerima SK lalu tidak bisa berbuat, "saya berharap SK Ansor jangan hanya muncul saat ada musyawarah. Kerjanya harus nyata dan membumi. Dan GP Ansor tidak boleh menjadi pekerja politik, tetapi menjadi konsultan politik untuk kepentingan bangsa dan daerah boleh. Sebab GP Ansor visinya sudah sangat jelas untuk Rahmatan Lil Alamin," urai Pengurus Besar PB NU ini berapi-api.
[yat/yat]
|