Sulbar.com - Kendati Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Bupati yang digelar serentak secara nasional 9 Desember 2015 kemarin telah berakhir, namun bagi Ikhsan Welly, Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulbar menilai masih menyisakan beragam problem.
Kepada SulbarDOTcom, yang menemuinya sore tadi di Polewali, Iccang sapaan akrabnya mengatakan, dari empat kabupaten di Sulbar yang baru saja menggelar Pemilukada itu yakni, Kabupaten Majene, Mamuju dan Mamuju Tengah serta Mamuju Utara tak satupun Calon Bupati dan Wakil Bupati yang bisa menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan.
"Hal ini yang kami sayangkan, mengingat harusnya issue lingkungan menjadi salah satu issue yang menjadi perhatian serius dari para calon Bupati dan Wakil Bupati yang maju melalui Pemilukada yang baru saja lewat itu," tuturnya.
Selain minus komitmen pada issue lingkungan, bagi Iccang, komitmen penegakan hukum, seperti komitmen terhadap jaminan tidak akan adanya pelanggaran hukum korupsi juga menjadi salah satu issue yang tidak muncul dalam visi misi mereka. "Semua yang maju lebih pada obsesi kekuasaan. Padahal menurut kami, idealnya para calon yang maju itu, berangkat dari kerangka ideologis. Utamanya terkait dengan komitmen penyejahteraan dan termasuk bagaimana kemampuan mereka dalam membawa ruang hidup bagi rakyat".
Ia mengatakan, hendaknya para calon yang maju memiliki komitmen dan kapasitas untuk mendorong kebijakan, utamanya kebijakat yang terkait dengan daya pulih keselamatan, daya pulih produksi dan konsumsi serta daya fungsi alam. "Nah, ihwal komitmen seperti ini yang hemat saya masih minus dari para calon Bupati kita," ujarnya.
Lebih jauh Iccang mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh pihak pemerintah, utamanya pihak penyelenggara terkait partisipasi pemilih yang kurang. "saya melihat rendahnya tingkat partisipasi. Selain karena problem minus komitmen yang jelas itu, juga boleh jadi karena kurangnya sosialisasi yang menyasar mereka. Apakah karena tidak memahami atau bahkan debat kandidat hanya diwakili oleh masing-masing kandidat sebanyak 50 orang, padahal mestinya debat kandidat itu dibuka secara umum. Biar masyarakat secara luas memahami bagaimana komitmen mereka dalam membangun daerah. Termasuk perhatiannya terhadap ruang hidup rakyat," tuturnya.
Bagi Iccang dengan dipahaminya komitmen para calon itu akan membuat masyarakat berminat untuk ikut terlibat secara serius dalam setiap proses termasuk penyaluran suara mereka di tempat pemungutan suara. "Kasihan, kita telah menghabiskan milyaran, namun tingkat partisipasi tidak kunjung terdorong meningkat. Khusus Majene, tingkat partisipasi masih berkitar diangka sekitar 40 hingga 60 persen. Ini kan, ironis," tandasnya dalam nada tanya.
[yat/yat]
|