Mengawal gagasan, peristiwa dan informasi Sulawesi Barat [ Beranda ] [ Tentang : Sulbar ] [ Hubungi Kami ] [ Menulislah disini ! ] [ Pedoman Pemberitaan ] [ Maps ]

SulbarDOTcom
Kalindaqdaq (Pantun Mandar) :

"Accur tongani ateu Marere rapang sia Sawaq batammu Usenga, usalili."
Betapa remuk redamnya hatiku Hancur luluh bagaikan garam Disebabkan tubuhmu Yang selalu kukenang, senantiasa kurindukan

KOLOM
Cobek
SulbarDOTcom - Cobek


 Penulis
: ABDUL MUTTALIB
 Minggu, 13 Desember 2015 09:51:08  | Dibaca : 1521 kali
 
Sulbar.com - Banyak orang tangguh akhirnya tersungkur dengan lelehan air mata sewaktu berhadapan dengan kenangan. Seperti kenangan tentang orang terkasih sewaktu makan bersama di meja makan yang terasa kurang afdal tanpa kehadiran cobek.

Cobek laksana publik figur yang karirnya tak pernah meredup. Terus menyapa penggemar. Tidak butuh bahasa bombastis ala media. Terlebih kasus murahan khas infotaimen untuk melambungkan popularitasnya.

Cobek cukup hadir membawa kesahajaan dengan rasa yang otentik. Meski bukan pemeran utama, tapi tidak dapat dinilai sebagai pemeran pembantu. Cobek seolah bintang meja makan yang ketenarannya tidak lagi butuh definisi.  
Mungkin definisi tenar bagi cobek adalah ikatan membelenggu.

Bisa jadi itu sebab, hinggga cobek tetap memiliki tempat istimewa di hati para penggemarnya. Rasakan ketika cobek dengan lincah dan lindap bergoyang riang menundukkan segenap indera penyecap. Begitu piawai memainkan sensasi disetiap sentuhan lidah dan terkadang dengan cantik, berhasil mengguncang kekakuan drama picisan meja makan.
 
Kehadiran cobek begitu dinanti, dan tidak jarang dielu-elukan karena selalu sukses menebak serta sanggup menundukkan segala selera. Begitu tirai panggung dibuka. Sorot mata penikmat menyapu permukaan meja makan. Gemerlap lampu panggung terus menyorot menu utama.

Cobek malah bersetia hadir di pojok paling remang meja makan. Riuh tepuk tangan yang menyambut kemunculan cobek memang tidak semeriah ketika menyambut menu utama. Tapi cobek malah terlihat bersahaja menunggu detik, di mana kita usai melahap semua menu utama, sampai menyembul rasa yang kurang.

Rasa yang ganjil di lidah. Rasa yang begitu digirangi. Rasa yang sebenarnya begitu karib di lidah. Rasa yang kembali mengalirkan kenangan tentang sesuatu yang istimewa namun jarang disebut. Rasa yang biasanya membuat gemerlap panggung hambar tanpa kehadirannya.

Sejenak teringat seruan Budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) di depan ribuan jamaahnya agar senantiasa memfadilahkan surah Al Fatihah kepada resi penemu resep dan segenap pembuat cobek. Jangan-jangan cobek adalah  "sesuatu" yang teramat vital dalam kehidupan, namun kehadirannya terkadang diingkari. Bisa jadi. 
 
 
Tentang Penulis
Penulis Nama : ABDUL MUTTALIB

Selain aktif sebagai awak redaksi SulbarDOTcom, dirinya juga bergiat di Teater Flamboyant


ARTIKEL TERKAIT
 
KOMENTAR
 
Tulis Komentar
Nama :
Email :
URL :
Komentar :
   
   
   
     
    Catatan :
No Ads, No Spam, No Flood please !
Mohon tidak menulis iklan, spamming dan sejenisnya.
 MAIN MENU
> Home
> How to go to SULBAR
v Accomodation :
   - Hotel
   - Rumah Makan (Restaurant)
> Obyek Wisata (Destination)
> Kalender Wisata (Event Calendar)
> Directory
> Peluang Investasi (Investment)
> Perpustakaan Online (Library)
v Pemerintahan (Gov) :
   - Aparatur Pemerintah (Gov Officer)
   - UMKM / UKM


 

 

Email : info [at] sulbar.com | Email Redaksi : redaksi [at] sulbar.com

Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat
This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi

copyright © 2004 - 2023 SulbarDOTcom - http://www.sulbar.com/

Online sejak 16-okt-2004

Saat ini orang Online.
Jumlah pengunjung : 2,462,000

web server monitoring service RSS