Sulbar.com - Oleh kemiskinan yang mendera dan dirasakannya, Nurhayati gadis remaja terpaksa harus bekerja dengan menjajakan jalan kotek keliling kampung. TIdak tanggung-tanggung, jarak tempuh yang harus dilalunya, mulai dari lapangan Sepak Bola Rea Barat hingga jembatan Kampung Tangnga Matakali.
Pekerjaan yang terbilang berat diusainya yang masih amat muda itu terpaksa dilakonya untuk bisa membeli beras dan lauk pauk serta kebutuhan lainnya bagi nenek dan tiga adiknya setelah ibu kandungnya berangkat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Saudi Arabia.
Kepada SulbarDTcom yang menemuinya, Sabtu 2 Januari 2016 lalu mengaku terpaksa menjalani pekerja itu, "iya Pak, kini saya sudah tammat SMA, tetap jual jalan kotek menyusuri jalan untuk nenek dan adik-adik saya," katanya dalam nada santun.
Ia mengaku, sebagai gadis dirinya juga sering dihinggapi rasa malu, untuk berjualan jalan kotek sepanjang jalan hingga jembatan dengan jalan kaki, "tetapi apa boleh buat, demi adik-adik dan nenek saya. Sesunggunya saya ingin kuliah, sebagaimana banyak remaja seusia saya. Namun dengan mengandalkan hanya berjualan jalan kotek ini rasanya tidaklah mungkin mampu membiayai kuliah saya, sebab untuk hidup kami berlima saja rasanya masih amat sukar," katanya.
Nuryati menjelaskan, sesuai kabar Ibu kandungnya kini telah menikah lagi di Saudi Arabia setelah sebelumnya Bapak kandungnya juga menikah juga di Takalar.
"Kini, kami tidak pernah berjumpa lagi. Pernah satu kali saat ibuku habis kontrak, pulang dan membawa anaknya dari suami barunya dan hedak menitipnya sama saya. Saat itu saya menolaknya, karena ini saja tiga sudah minta ampun mengurusi. Saya anak pertama sehingga mereka adalah tanggungjawab saya," urainya dengan mata berkaca.
|