Sulbar.com - Ditengah kian meningginya gelontoran Dana Alokasi Desa (DAD), pasca diluncurkannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Kepala Desa (Kades) diminta untuk berhati-hati dalam mengelola anggaran. Sebab jika tidak, maka Kades bisa masuk penjara.
Demikian salah satu tukilan statemen yang terlontar dari Suradi Yusuf saat tampil sebagai pemateri pada acara Forum Messulekka di Ruang Pertemuan Kantor Desa Lembang-Lembang Kecamatan Limboro yang digelar atas kerjasama Lembaga Mammesa dengan Pemerintah Desa Lembang-lembang malam tadi, 13 Februari.
"Kalau tidak hati-hati Kades bisa masuk penjara, sebab dana yang akan diturunkan melalui Undang-undang desa itu tidaklah kecil. Sehingga bagi saya yang penting sekarang adalah setiap Kades, selain harus berniat baik sebagai pemimpin, juga harus memiliki kecakapan dalam menjalankan setiap programnya di Desa. Termasuk kaitan dengan kecakapan dalam pengelolaan dan penggunaan anggaran yang ada," tutur pria yang telah malang melintang dalam dunia pemberdayaan dan penguatan ekonomi masyarakat desa ini.
Salah satu yang bisa dilakukan oleh desa melalui terbitnya undang-undang tentang desa menurut Suradi adalah, secara serius membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang akan mengawal peningkatan ekonomi masyarakat desa.
"Saya kira hal yang paling mendesak adalah selain cakap membaca anggaran serta menggunakannya sesuai dengan regulasi dan kebijakan, desa juga haruslah bersegera membentuk atau membenahi BUMDes yang ada di desa masing-masing sebagai lembaga independen yang secara serius memikirkan upaya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat desa," urai Suradi.
Seirama dengan itu, Afdal Kepala Desa Lembang-Lembang pada sambutan pembukaannya menyatakan, kegiatan forum messulekka itu adalah salah model respon baik Desa Lembang-Lembang selaku pemerintah desa untuk secara serius memberikan penguatan sumberdaya kepada aparatur desa juga kepada masyarakat secara umum.
"Saya kira acara yang kita gelar malam ini berangkat dari niat baik kita untuk melihat bagaimana desa kita ini sebagai salah satu desa yang memiliki kemampuan dalam mengakselerasi pembangunannya. Tentu saja dengan melakukan pelibatan terhadap semua unsur. Harapan saya, ini akan menjadi langkah awal kita untuk sama melihat dan membaca regulasi baru tentang desa, sekaligus secara pelan kita sama merumuskan arah baik bagi pembangunan desa kita ini. Serta mendiskusi beragam tema dan persoalan desa ke arah yang solutif," urainya.
Selain Suradi, dalam acara yang dihadiri puluhan warga dan berlangsung bersahaja dalam iklim yang amat familiar itu, Bakri Latief, salah seorang penyair Mandar juga secara khusus tampil membacakan refertoar puisinya yang memotret kritik terhadap realitas sosial masyarakat Mandar hari ini dan berjudul Puayi dan Tokke.
Tak pelak, puisi yang dibacakanpun disambut gelat tawa dan tepuk riuh hadirin yang hadir pada acara forum messulekka sebagai forum bersama yang menurut Rahmat Yakin, sebagai fasilitator acara dari Lembaga Mammesa akan digelar secara reguler oleh Desa Lembang-Lembang dalam merespon setiap ihwal yang terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan dan pembangunan desa.
[LIF/yat]
|
Home
Accomodation :
