Sulbar.com - Mengenakan kopiah hitam dan sarung bercorak serta baju koko putih, Pakar Ahlusunnah Waljamaah PWNU Jawa Timur KH. Muhammad Idrus Ramli berjalan menuju aula IAI DDI Polewali.
Dengan dikawal jajaran pengurus Gerakan Pemuda Ansor Polewali Mandar, Kiai muda kelahiran Madura ini menghadiri Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Ansor Polewali Mandar bekerjasama dengan IAI DDI Polewali, Kamis (18/02).
Dialog yang mengangkat tema “Indonesia Tanpa Khilafah dan Radikalisme Agama” dengan menghadirkan narasumber kondang sekaliber KH. Muhammad Idrus Ramli itu menjadi magnet yang cukup menyedot ratusan peserta yang memadati aula berkapasitas tiga ratus tempat duduk di pagi menjelang siang itu.
Tak pelak peserta yang terdiri dari para dosen, guru, mahasiswa, aktivis ormas, tokoh perempuan dan tokoh pemuda itu terkesima oleh pemaparan materi kebangsaan dan Keindonesiaan yang disampaikan Ulama yang terkenal dengan penguasaannya yang mendalam atas Alquran, Hadits, kitab salaf, dan sejarah Islam serta perkembangannya.
Dalam paparannya, Kiai yang juga pernah diundang khusus oleh pemerintah Kerajaan Malasya ini untuk menjadi narasumber yang membahas tentang Islam menjelaskan dengan secara mendalam, terstruktur dan sistematis peta ideology dari luar yang tak henti-hentinya merongrong kedaulatan bangsa Indonesia dengan model terselubung maupun model secara terbuka.
"Saya tegaskan kepada saudara sekalian, apabila ada organisasi yang ingin menerapkan sistem Khilafah, itu wajib ditentang karena Khilafah bertentangan dengan roh kebangsaan dan Ke-Indonesiaan, dan sangat jelas bertentangan dengan ideologi negara yaitu Pancasila. Karena hanya Pancasila lah yang mampu merekatkan perbedaan suku, agama, ras, budaya di Nusantara ini. Dalam konteks Indonesia, tak ada sistem manapun yang bisa menandingi Pancasila".
Selain mengingatkan akan ancaman Khilafah terhadap Pancasila sebagai ideologi final negara, KH. Muhammad Idrus Ramli juga mengingatkan bahaya gerakan radikalisme agama yang berujung pada aksi teror seperti yang terjadi di Jalan Thamrin Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Dijelaskannnya, kelompok Wahabi tersebut menggunakan kucuran dana tak terbatas yang sumbernya dari Amerika, Eropa, dan Saudi Arabia untuk merusak akidah dan keyakinan orang Indonesia agar tidak lagi melakukan ziarah makam, tahlil, memperingati maulid Nabi, yasinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang telah diajarkan secara turun temurun oleh para Ulama pesantren dan para Imam-imam Kampung.
"Kelompok Wahabi, dengan kedok misi keagamaan dan pendidikan, menggunakan kucuran dana dari Eropa, Amerika dan Saudi Arabia dipakai untuk membangun sekolah, klinik, kampus, masjid, dan bahkan tak segan memberikan gaji bulanan bagi para pengurus organisasi mereka, kucuran dana tersebut yang semakin memburamkan hingga menutupi hati mereka untuk mengenal agama Allah Swt, karena niat mereka yang sudah keliru, Naudzu billahi min dzalik, " pesan KH Muhammad Idrus Ramli yang terus mengingatkan kepada peserta agar tidak terjerumus dalam kelompok Wahabi yang jelas tidak seakidah dengan faham Ahlusunnah Waljamaah di Indonesia.
Turut hadir dalam dialog kebangsaan ini, Ketua Dewan Pembina Gerakan Pemuda Ansor Polman Azikin Noer, Ketua Tanfidziah NU Polman Arsyad, Ketua Muslimat NU Polman Syarifah Tenri Ampa, Ketua Muslimat NU Sulbar Muji Rahayu, Perwakilan IAI DDI Polewali Jaelani Kunni, dan tokoh dari PMII, IPNU, bahkan dihadiri perwakilan dari HTI Polman.
[MAR/yat]
|