"Pappeyappu daq di Puang Di tajallinna Muhamma Rapangi tu-uq Bilang sappulo appe." Keyakinanlah kepada Yang Maha Kuasa Sinar dan cahaya Muhammad Bagaikan Bulan purnama raya
Jumat, 29 April 2016 07:52:51 | Dibaca : 1537 kali
Sulbar.com - Setelah sejumlah insiden terjadi antar warga akibat sengketa tapal batas antar Daerah Kabupaten Mamasa- Kabupaten Mamuju tidak jelas. Akhirnya Rahmat Sirua, Kepala Desa Timoro angkat bicara dan berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamasa segera melakukan mediasi dan segera memperjelas Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
Kepada SulbarDOTcom, kemarin, 28 April Rahmat Sirua mengatakan, jika mengacu peta Kabupaten Polewali-Mamasa (Polmas) Tahun 1993 lalu, masih dalam status Desa Bumal, sekira 300 hektar lahan yang telah diklaim warga Desa Buttu Ada' Kecamatan Bonehau (Mamuju). "Yang paling disayangkan adalah potensi alam pada area tersebut yakni memiliki kandungan emas bahkan pernah ditambang oleh warga," tutur Rahmat.
Rahmat berharap Pemkab Mamasa segera menuntaskan masalah tersebut sebab masalah yang timbul bukan lagi berada dalam skala desa, tetapi masuk ke dalam skala masalah kabupaten.
"Telah dua kali insiden dalam masalah ini, warga sering bersitegang. Jika dibiarkan akan menimbulkan masalah besar. Kami telah mencoba melakukan mediasi antar desa namun tidak memuaskan. Kami harap Pemkab Mamasa dan DPRD Mamasa segera turun tangan dan membuat regulasi yang jelas soal RTRW Mamasa agar menjadi acuan agar ada kejelasan detail batas wilayah Mamasa," ungkapnya.
Selain aktif sebagai awak redaksi SulbarDOTcom, dirinya juga banyak terlibat di berbagai kegiatan pencerahan dan penguatan kapasitas masyarakat dan di dunia kemahasiswaan di Mamasa
Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi