Mengawal gagasan, peristiwa dan informasi Sulawesi Barat [ Beranda ] [ Tentang : Sulbar ] [ Hubungi Kami ] [ Menulislah disini ! ] [ Pedoman Pemberitaan ] [ Maps ]

SulbarDOTcom
Kalindaqdaq (Pantun Mandar) :

"Usurung mallete lembong Matindo manu-manu Maq ayumai Dalle pole dipuang."
Walau harus menyeberangi lautan Tidur laksana burung Demi berikhtiar/berusaha Rezeki dari Yang Maha Kuasa

KOLOM
In Memoriam Sang Maestro Victor Paotonan, Kepergianmu Mamasa Menangis
SulbarDOTcom - In Memoriam Sang Maestro Victor Paotonan, Kepergianmu Mamasa Menangis
rest in peace Victor Paotonan

 Penulis
: FRENDY CHRISTIAN
 Senin, 6 Juni 2016 22:39:15  | Dibaca : 4766 kali
 
Sulbar.com - Kepergian Wakil Bupati Mamasa, Victor Paotonan sejak empat hari yang lalu tidak saja meninggalkan duka yang dalam, tetapi juga menyisakan banyak catatan pilu dari anak Banua Kondo Sapata. Tersebutlah tangis duka itu tumpah dengan begitu mendalam pada warga Mamasa. Itu tampak dari sepanjang jalan Poros Polewali-Mamasa yang terlihat jelas sejumlah bendera Merah Putih yang terpancak di depan rumah warga setelah dinaikkan setengah tiang sebagai penanda duka yang begitu berbelasungkawa.

Seakan menjadi isyarat betapa, kematian adalah keharusan, yang padanya dibutuhkan penghormatan yang tak tanggung-tanggung kepada almarhum Victor Paotonan, selain begitu banyak kutipan dan untaian kalimat duka melalui beragam media jejaring sosial.

Sebut misal, postingan yang diunggah oleh sahabat saya, Joni Daniel tertanggal 5 Juni kemarin yang ditulis panjang di facebooknya. Jonda sapaan karib sahabat saya yang putra Mamasa itu, menulisnya dengan judul Legenda Guru Metafisika-ku, Victor Paotonan, 06 Februari 1966 – 03 Juni 2016.

Dalam tulisan panjang itu Jonda menulis, kemarin sang maestro itu telah pergi diselimuti awan hitam meluruhkan kabutnya di atas Bumi Kondosapata doa para pemuda yang mengitari gerak langkahnya ke alam semesta.

Para pemuda, para politisi, para praktisi, para petani, masyarakatnya, anak-anak sampai orang tua, para sahabat sejatinya di bilik tanah kelahirannya Kabupaten Mamasa yang ia citakan segenap meneteskan airmatanya.

Kibarkan bendera setengah tiang, dalam balut kain hitam bersama rimbunan kerja yang belum usai meski luka perih yang belum pulih. Dan hari-hari yang penuh menguras tulang belulang dan nadinya ia memikul tanggung jawab hakiki, tapi ia selalu menyempatkan diri merenda kotanya dengan rasa cinta yang ia miliki meski hiruk pikuk tak menggeming niatnya bahkan cercaan dan cacian jadi pil pahit yang menyemangati.
Pujian ia tepis karena ia bukan pecundang, semua kendaraan ia siapkan bagi siapa saja Sebenarnya apa yang ia cari? Apakah perjalananmu kali ini juga adalah sebuah misteri?

Ia Legenda yang Penuh Teka-teki

Ia dapat bicara dalam dua dimensi bahkan lima dimensi. Sebab metafisika adalah rumahmu. Kadang canda dan tawamu adalah obat penyejuk kala gusar, karena itu kadang aku atau yang lain menyebutmu Macan Podium.

Kadangkala aku benci padamu karena semua kadang engkau anggap mainan. Namun selalu aku, kagum habis-habisan. Sebab engkaulah membawa kami masuk dalam dunia impian.

Kadang demi orang lain ia sanggup menahan lapar dan kesepian. Dan kadang demi orang lain ia sanggup bertindak menyakitkan. Ia mengagungkan persahabatan daripada nilai hitung-hitungan.  

Kadang itu pulalah yang membuat orang lain salah mengerti. Diakhir kantukmu yang membingkai potret bumi kelahiranmu.

Aku mengukirmu bagai lukisan Monalisa yang diukir dalam batu alam tak ternilai.  Warisan alam para leluhur. Tidurlah yang nyenyak dalam pangkuan Bapa Sorgawi bersama Tuhan Yesus.

Dengan segala maafku dan hormatku saya sebut nama besarmu Victor Paotonan. Tetap hidup menjadi Mamasa. Karena Mamasa adalah dirimu. Dan dirimua adalah Mamasa. Suatu ketika kelak, tidak akan pernah ada yang berjoget diatas juangmu meski kursi emas yang seharusnya jadi milikmu.

Spirit juangmu, akan kami setia kami bawa, menggemuruh dalam jiwa kami, para sahabatmu juga penerusmu. Namun tak perlu sedih, sebab pelangimu akan berpaut di pertapa bumi. Akan selalu meretas tapal batas cita-cita yang telah engkau renda dan pendahulu

Begitu tulis sahabatku, Jonda yang memberikan penanda di akhir catatannya, Mamuju, 05 Juni 2016.

Selamat jalan Victor Paotonan.
 
Tag : mamasa
 
Tentang Penulis
Penulis Nama : FRENDY CHRISTIAN

Selain aktif sebagai awak redaksi SulbarDOTcom, dirinya juga banyak terlibat di berbagai kegiatan pencerahan dan penguatan kapasitas masyarakat dan di dunia kemahasiswaan di Mamasa


ARTIKEL TERKAIT
Nasib Tukang Pandai Besi yang Kian Terpinggirkan
Dusun Nekke Desa Taupe yang Tak Putus Dirundung Bencana
Peringati Hari Anti Korupsi, GPM Mamasa Datangi Kantor Kejari
Bupati Mamasa Lantik 748 Pejabat Lingkup Pemkab Mamasa
Kelahiran Pancasila dan Lahirnya Generasi Bangsaku
 
KOMENTAR
 
Tulis Komentar
Nama :
Email :
URL :
Komentar :
   
   
   
     
    Catatan :
No Ads, No Spam, No Flood please !
Mohon tidak menulis iklan, spamming dan sejenisnya.
 MAIN MENU
> Home
> How to go to SULBAR
v Accomodation :
   - Hotel
   - Rumah Makan (Restaurant)
> Obyek Wisata (Destination)
> Kalender Wisata (Event Calendar)
> Directory
> Peluang Investasi (Investment)
> Perpustakaan Online (Library)
v Pemerintahan (Gov) :
   - Aparatur Pemerintah (Gov Officer)
   - UMKM / UKM


 

 

Email : info [at] sulbar.com | Email Redaksi : redaksi [at] sulbar.com

Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat
This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi

copyright © 2004 - 2023 SulbarDOTcom - http://www.sulbar.com/

Online sejak 16-okt-2004

Saat ini orang Online.
Jumlah pengunjung : 2,514,935

web server monitoring service RSS