Sulbar.com - Kisah mereka menempuh ilmu di balik anyaman Bambu, kini datang dari Dusun Nekke Desa Taupe, Kecamatan Mamasa Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Selasa 16 Agustus 2016, tepat detik - detik momentum HUT Indonesia ke 71 saat berkujung ke Dusun itu.
Sebuah Pandangan mata yang ironis pagi itu, melihat Kondisi bangunan SDK 017 Nekke yang sangat memprihatinkan.
Bagaimana tidak, kondisi bangunan sekolah hanya berlantai tanah berdindingkan anyaman bambu, sebagian dinding sudah berlubang, hingga para siswa harus menahan panas di kala udara terik.
Suka atau tak suka murid SDK 017 Nekke harus menerima kenyataan pahit itu sebab tak ada pilihan lain bagi mereka untuk menaruh harapan di gedung anyaman bambu itu.
Namun di balik kisah pahit mereka terlihat canda ria dan seyuman di raut wajah mereka, mungkin semangat dan kesabaran untuk menempuh ilmu sudah tertanam di sanubari mereka. Yang mungkin bisa saya andaikan mereka sang pejuang yang tak pernah mundur dari medan juang.
Gedung Sekolah ini dibangun pada tahun 2010 yang lalu, secara swadaya oleh masyarakat setempat. sejak berdiri 6 tahun lalu sekolah ini sama sekali belum tersentuh renovasi.
Terlihat anak putih abu - abu itu dengan semangatnya menerima pelajaran dari sang Guru meski kadang tergangu oleh sinar matahari terik yang menyengat masuk melalui lubang – lubang dinding yang sudah bolong, sesering kali pula ayam - ayam milik penduduk yang keluar masuk – ruangan, seakan menggangu aktivitas belajar mereka.
Kepala Sekola SDK itu, Simon membenarkan kondisi SDK 017 Nekke yang memprihatinkan.
"Bangunan yang berdiri dari anyaman bambu memang sudah lapuk, dinding sudah bolong - bolong serta berlantaikan tanah seakan tidak menjadi kendala bagi guru dan murid dalam melaksanakan proses belajar mengajar".
lanjut "fasilitas – fasilitas memang sangat tidak memenuhi syarat mulai dari gedung, papan tulis, bangku dan kursi serta alat perabot lainya, buku – buku pelajaranpun hanya 60 % syarat kelayakan.
Jumlah keseluruhan siwa yang ada di SDK ini berjumlah 47 siswa. Kondisi tenaga pengajar berjumlah 7 orang 2 orang guru yang PNS termasuk kepala sekolah dan dua CPNS dan selebihnya honorer.
Kondisinya memprihatinkan dan sangat jauh dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya. Meski kondisinya seperti ini kami tetap berupaya mendorong semangat para siswa agar tetap bersemangat ke sekolah.
Pihak sekolah sebenarnya telah mengajukan permohonan bantuan perbaikan gedung dan pengadaan perabot, termasuk fasilitas pendukung lainnya ke Dinas Pendidikan Mamasa namun hingga kini kini belum terlihat sentuhan tangan pemerintah untuk memperbaiki bangunan ini, ungkap simon.
Kekecewaan simon terurai saat wawancara dengan sejumlah media yang menemuinya. Terhadap kondisi bangunan sekolah lain yang berada di kabupaten Mamasa.
"Saya kecewa melihat gedung sekolah – sekolah lain yang ada di Kabupaten, yang sebetulnya mereka belum layak mendapat renovasi karena baru mengalami renovasi dua tahun lalu, namun tahun ini juga kembali mendapat renovasi.
Di banding kami yang ada disini hanya beralaskan tanah berdinding anyaman Bambu, Urai simon.
Ironis memang kisah SDK 017 Nekke, sebuah gedung berdiri berlantai tanah dengan dinding yang sudah bolong kini di isi anak putih abu – abu.
Berada di Kecamatan Mamasa, dimana Kecamatan Mamasa sebagai pusat Kota Kabupaten, jarak dari SDK ini ke kota Kabupaten bekisar antara 2-3 KM.
Jika ingin berkunjung Ke gunung Mambulling maka tepatlah depan bagunan sekolah itu akan di lalui, lantaran Dusun ini adalah jalur pendakian ke gunung Mambulling.
Seorang anak Sekolah yang ada di SDK ini Tina ( 9 ) misalnya, dia mengungkapkan meski bangunan ini dalam kondisi tak layak, kami tetap bersemangat menerima pelajaran dari sang guru.
Tak dapat di pungkiri memang sulitnya penderitaan mereka.
Mungkin kita tak harus bergoyang di atas derita mereka. Tapi mata harus terbuka lebar melihat kondisi yang mereka alami.
Kondisi yang dialami SDK ini, sebagai salah satu gambaran dari puluhan sekolah yang ada di Mamasa dengan kondisi yang mungkin lebih buruk dari ini.
Dan tiada kado yang istimewa di HUT Republik Indonesia yang Ke 71 ini selain perbaikan gedung mereka.
|