"Muaq purami di pau Purami di poloa Daq leqba tia Soroq tammappasaqbi" Bila kita sudah berucap Jika mulut sudah berbincang Jangan sampai mencoba diri Surut menghilang tanpa pamit
Minggu, 26 Maret 2017 00:32:51 | Dibaca : 1024 kali
Sulbar.com - Jalan beton ambruk sepanjang 30 meter akibat hujan deras yang mengguyur mamasa sejak dua pekan terakhir, akibatnya, warga menggunakan bambu sebagai jembatan pengganti penyeberangan. kejadian ini terjadi di Dusun Kendenan Desa Rambu Saratu.
Jalan ini menghubungkan dua Desa, yakni Desa Rambu saratu dan Desa Tondok Bakaru. Selain sebagai akses warga setempat juga sebagai akses anak menuju ke sekolah.
Karena jalannya ambruk sepanjang kurang lebih 30 meter maka murid SD (Sekolah Dasar) harus melalui jalan alternatif seperti pematang sawah dan sebagian badan jalan rabat beton yang ambruk dipasangi bambu sebagi jembatan.
Ironisnya jumlah batang bambu yang digunakan hanya dua potong batang bambu sehingga ditakutkan jika anak seusia SD melalui jalan tersebut bisa berakibat fatal. Rudi murid kelas enam SDN 005 Rantebuda mengatakan, dirinya takut saat melintasi jembatan yang terbuat dari bambu tersebut namun terpaksa dilalui lantaran tidak ada jalan lain, "saya takut lewat di sini tapi tidak ada jalan lain jadi terpaksa dilewati," kata Rudi.
Sementara menurut Ribka seorang guru SDN 005 Rantebuda mengatakan, "jalan ini ambruk sejak beberapa hari yang lalu namun hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah setempat maupun pihak instansi terkait," katanya saat dikonfirmasi kamis (24/3).
Ia berharap agar pemerintah dan Dinas terkait membenahi jalan tersebut sebelum menelan korban, harapnya.
Selain aktif sebagai awak redaksi SulbarDOTcom, dirinya juga banyak terlibat di berbagai kegiatan pencerahan dan penguatan kapasitas masyarakat dan di dunia kemahasiswaan di Mamasa
Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi