Sulbar.com - Untuk menindaklanjuti persoalan yang dilayangkan Pengurus Kesatuan Pelajar Mahasiswa Polewali Mandar (KPM-PM) Wonomulyo kepada Pihak Alfamidi. KPM-PM kembali melakukan pertemuan dengan beberapa pihak dan mendesak agar Alfamidi segera memenuhi tuntutan mereka.
Dana Reski, Ketua KPM-PM Wonomulyo menuturkan, pihaknya kembali melalukan teguran kepada pihak menajemen swalayan moderen karena telah beroperasi selama 24 jam di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar. Operasi 24 jam itu dinilai merugikan pedagang, khususnya pedagang kaki lima (PK5) dan kios-kios yang beroperasi di sepanjang jalan poros Wonomulyo.
"Kami sudah sangat bersabar menghadapi hal ini, dari kesepakan yang kami layangkan seakan di indahkan oleh pihak Alfamidi. Dan jika nanti kami tidak menemukan titik terang, maka kami akan mengambil langkah tegas," ucap Dana Reski kepada SulbarDOTcom, Sabtu (10/6) kemarin.
Sebelumnya mereka melakukan musyawarah yang dimediasi oleh Camat Wonomulyo, H.Umbar, mengenai polemik yang masih dalam tahapan mencari jalan terbaik antara pihak Alfamidi dan beberapa piha yang merasa dirugikan.
"Kita akan masih upayakan secara musyawarah, namun jika keinginan kami dianggap merugikan pihak Alfamidi dengan meminta mengurangi jam kerja, untuk sampai jam 10 malam, dan apabila masih dianggap berat, maka jalan lain akan segera kita tempuh," lanjut Dana Reski secara tegas.
Sementara itu, Camat Wonomulyo Umbar, dalam kesempatan tersebut mengatakan, persoalan yang menjadi tuntutan mahasiswa itu merupakan tanggungjawab bersama, dan hal itu dinilainya penting untuk disikapi, apalagi tututan tersebut bukan kali pertama dilakukan oleh mahasiswa KPM-PM Wonomulyo. Olehnya itu, sebagai pemerintah kecamatan, pihaknya mengapresiasi tuntutan tersebut.
"Saya anggap ini penting karena bukan kali pertama adek-adek mahasiswa KPM-PM Cabang Wonomulyo meyikapi masalah ini. Sebagai mitra pemerintah kecamatan, saya mengapresiasi tuntutan ini, dan kita menunggu koordinasi dari pihak manajemen swalayan moderen ini," tandasnya.
|