Sulbar.com - Sejumlah warga Buntukasisi Desa Osango Kecamatan Mamasa akhirnya menggelar aksi pemalangan jalan, Selasa, (20/6). Menyusul dugaan pemukulan atas Alvian alias Pasah (38) salah satu warga Buntukasisi Desa Osango Mamasa.
Diduga pemukulan itu dilakukan oleh oknum aparat kepolisian di salah satu cafe di Mamasa saat Pasah bersama temannya sedang berada di cafe tersebut. Sejumlah oknum yang diduga adalah aparat kepolisian itu mendadak memukuli Pasah. "Saat itu kami berada di cafe itu itu tetapi tiba-tiba Pasah dipukuli," ujar Langi kawan Pasah yang juga berada di tempat kejadian perkara (TKP) pada dini hari sekitar pukul 01.00 wita itu.
Langi mengaku, tidak mengetahui persis pemicu awalnya, sehingga beberapa oknum polisi dengan tiba-tiba memukuli Pasah.
Langi menuturkan, yang ia tahu saat itu Pasah hendak berjalan keluar meninggalkan tempat duduk bersama dirinya untuk buang air kecil. Tiba-tiba beberapa orang yang diduga aparat kepolisian yang bersebelahan meja dengannya itu, langsung memukuli Pasah.
Akibat kejadian tersebut Pasah mengalami luka memar di bagian wajah dan juga beberapa luka di bagian tubuh sehingga ia harus dilarikan ke Puskesmas Mamasa.
Albert orang tua Pasah menjelaskan, anaknya mengalami luka memar, mata lebam serta bagian belakang korban sakit. Hal tersebut diperkirakan akibat terkena pukulan dan hantaman benda tumpul.
Bahkan, masih menurut Albert, kondisi Pasah kini masih lemah setelah luka yang dialaminya cukup serius dan membuat dirinya akan segera membawa Pasah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali Mandar untuk secara intensif melakukan pemeriksaan, termasuk di bagian dalam kepala Pasah.
Kapolres Mamasa Amankan Tiga Orang Anggotanya
Sementara itu, Kapolres Mamasa, AKBP. Suhendro yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan, sementara ini pihaknya telah mengamankan tiga orang anggotanya yang diduga melakukan pengeroyokan itu.
"Untuk sementara ini, sudah ada tiga orang kami lakukan penahanan. Tetapi akan terus kami lakukan pengembangannya, termasuk memeriksa sejumlah saksi-saksi yang ada di TKP," ujar Suhendro.
Selain itu, pihak Mapolres Mamasa juga telah memanggil tokoh adat, tokoh masyarakat di Buntukasisi untuk membicarakan masalah dugaan pengeroyokan tersebut.
"Kami mempercayakan sepenuhnya kepada tokoh-tokoh itu sesuai hasil pertemuan yang dilakukan. Kita berharap tokoh-tokoh yang ada mampu memediasi masalah ini, sebab budaya masyarakat setempat tetap wajib dihargai," paparnya.
|