Sulbar.com - Jelang Pilkada Bupati (Pilbup) Mamasa 27 Juni 2018 mendatang, Rocky Paotonan sebagai salah satu bakal calon (Balon) Bupati yang banyak disebut warga Mamasa, akhirnya datangi sekertariat Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Golkar Mamasa, Selasa siang 4 juni 2017.
Kedatangan politisi muda Mamasa itu, di DPC Partai Golkar menjadi isyarat bahwa dirinya siap untuk ikut dalam kontestasi Pilbup Mamasa priode 2018 - 2023 dengan mendaftarkan dirinya di DPC partai Golkar Mamasa.
Sebagai politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Rocky mengatakan, kedatangan dirinya di DPC Partai Golkar itu sebagai syarat administratif yang diamanatkan undang-undang. Selain itu, dirinya juga menilai partai Golkar adalah salah satu partai yang eksis sejak jaman orde baru (orba) hingga kini.
"Karena partai saya PAN tidak cukup untuk mengusung calon bupati dan wakil bupati, maka saya membutuhkan koalisi partai. Saya mendaftar ke partai Golkar untuk bisa mendapatkan rekomendasi. Selain itu, bagi saya partai Golkar adalah salah satu partai yang telah menujukkan esksistensinya sejak orba hingga kini," ujar Rocky yang juga adalah adik kandung mendian mantan wakil Bupati Mamasa Victor Paotonan ini.
Dikesempatan yang sama, sekertaris DPC Partai Golkar, Jupri Sambomadika kepada SulbarDOTcom mengungkapkan, pendaftaran di DPC partai Golkar sudah dibuka sejak 29 Juni lalu dan akan berakhir 5 juli (hari ini-red) sesuai petunjuk Dewan Pengurus Pusat (DPP).
Menurut Jupri, sejak dibukanya pendaftaran di DPC Partai Golkar Mamasa tercatat telah ada dua nama yang mendaftar, termasuk Ketua DPRD Mamasa, Muhammadya Mansyur yang mendaftar sebagai bakal calon wakil bupati.
Selain itu, Jupri menjelaskan, dalam mekanisme pencalonan partai Golkar menganut sistem survei dari DPP yang seterusnya hasil survei tersebut akan dijadikan pertimbangan dalam mengusung calon.
Namun ia juga menuturkan, dalam mengusung setiap pencalonan, kader partai selalu menjadi pertimbangan khusus dari DPP. Karenanya Jupri berharap kepada setiap calon yang akan diusung partai Golkar kiranya selalu komitmen terhadap partai, sehingga partai Golkar tidak hanya dijadikan kendaraan rental belaka.
"Kita pengalaman di beberapa pilkada sebelumnya sehabis partai Golkar dipakai, tidak adalagi perhatian bagaimana membesarkan partai. Sehingga, setiap calon tentu akan kita tagih komitmennya," imbuhnya.