Sulbar.com - Sejumlah pengendara kendaraan roda dua dan roda empat tampak kebingungan. Jalan yang biasanya normal dilalu mendadak terpalang disana sini. Pilihan satau-satunya pada pagi menjelang siang hari itu, adalah kembali berbelok arah dan mencari jalur jalan alternatif lainnya.
Dilain sisi, tepat berada ditengah jalur jalan lorong itu, suara mesin molen pencampur semen, pasir dan kerikil kedengaran menderu, beradu bising knalpot kendaraan yang hendak berbalik dan memutar arah.
Dari sekitar sepuluh orang warga Sidorejo yang ikut bekerja, dua orang tampak sibuk mendorong arco. Sedang empat warga lainnya tampak asyik meratakan jalur jalan lorong yang saban hujan datang menggenang dan becek itu.
Sisanya sibuk memasukkan material pasir dan semen serta kerikil ke dalam mocon molen yang tengah bergerak di arahkan seorang operator.
Warga lainnya, tampak pula tengah sibuk menjerang api seraya memasak air di atas tungku kompor gas rumahnya yang berada di jalur jalan lorong itu.
Sejurus kemudian dua tiga orang dari warga yang tidak terlibat langsung pekerjaan pembangunan, juga merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi dengan mulai tampak keluar dari dalam rumahnya.
Mereka membawa ceret yang telah berisi kopi panas dengan asap yang mengepul ditemani makanan ringan. Mulai dari jenis kue lapis, apem dan pisang goreng.
Tak sedikit pula yang membawa toples berisi kue kering yang terbuat dari tepung terigu dan mentega khas suguhan hari lebaran yang belum lama berlalu.
Begitu pemandangan yang sempat diamati dan dicatat SulbarDOTcom dalam sepekan terakhir. Pemandangan geliat pembangunan desa yang tengah serius berbenah dan merehabilitasi sejumlah pasilitas umum jalan desa yang telah cukup lama tak tersentuh.
Gunakan ADD
Nurdin, Kepala Desa Sidorejo Wonomulyo yang juga berada ditengah-tengah warga yang pelan tampak mulai berkeringat oleh pekerjaan yang tengah diseriusinya itu mengatakan, sejumlah pengerjaan jalan sebagai pasilitas umum di desanya itu tengah digiatkan.
"Ia kami saat ini sedang serius untuk membenahi sejumlah jalur jalan, lorong dan jembatan desa kita. Ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memenuhi hak masyarakat desa kita dalam menerima pembangunan," urainya kepada SulbarDOTcom, Sabtu (15/7) lalu.
Sejumlah pembangunan pembenahan pasilitas yang tengah dikerjakan itu, mulai dari pembangunan rabat beton di dua titik di dusun satu dan satu titik di dusun tiga, serta dua titik rabat beton di dusun empat. Serta drainase dan rehab total jembatan desa di Lorong Cisandane dusun lima. Yang menurutnya, total progres pengerjaannya kini telah sampai diangka 75 persen.
Masih menurut Nurdin, semua kegiatan pembangunan yang dilaksanakan itu murni berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang turun ke desa melalui Alokasi Dana Desa (ADD) Sidorejo.
"Pembenahan pasilitas umum ini murni kami ambil dari uang ADD tentu saja ditambah sedikit partisipasi dari warga masyarakat desa," ujarnya.
Lebih jauh dikatakan, dalam pembangunan yang dilakukannya itu juga murni melibatkan masyarakat. Mulai dari proses perencanaan, hingga kepada pelaksanaannya dan bahkan pengawasan pembangunannya.
"Ia kami melibatkan masyarakat. Itu bisa kita lihat sendiri dari proses perencanaannya, pengawasan dan pemanfaatannya. Bahkan semua pelaksanaan pekerjaan semuanya melibatkan masyarakat. Ini dilakukan karena kami meyakini, dengan melibatkan masyarakat akan membuat mereka merasa memiliki. Sehingg kualitas pekerjaannya dan proses perawatan dan pengawasannya nanti semuanya bisa maksimal. Karena itu tadi, ini adalah miliki mereka sendiri," urainya.
Bekerja Tidak Main-main
Sementara itu, Syarif salah satu warga Sidorejo yang juga ikut terlibat dalam pengerjaan proyek itu mengaku bersyukur dengan pembangunan yang tengah digiatkan di desanya itu, utamanya terkait dengan pelibatan dirinya bersama warga masyarakat lainnya.
"Kami bersyukur karena kami dilibatkan, sehingga semua pekerjaan sungguh-sungguh kami lakukan dengan serius. Karena kami sadar ini adalah desa kami dan semua pasilitas umum desa yang kami kerjakan ini adalah milik kami. Karena kamilah yang menggunakan, menikmati dan merasakannya. Karenanya, kami tidak mau main-main, utamanya terkait dengan kualitas pekerjaannya," beber Syarif yang selain berprofesi sebagai petani itu juga adalah kepala tukang bangunan yang dikenal profesional di Sidorejo.
Senada dengan itu, Hatta juga salah satu warga Desa Siderejo mengatakan, melibatkan masyarakat dalam semua proses pembangunan desa adalah sebuah keharusan.
"Sebab seringkali kalau pekerjanya atau pemborong dari luar desa, hasilnya biasanya tidak begitu masimal. Karena mereka tidak paham betul kondisi desa dan kualitasnya pun tidak dimaksimalkan karena seiring mereka hanya cari untungnya saja. Nah, kalau yang mengerjakan warga disini, tentu dia akan tahu betul seperti apa kebutuhan pembangunannya dan seperti apa seharusnya kualitas pekerjaannya. Tidak mungkin orang luar lebih paham desa kita, dari pada kami sendiri yang memang tinggal disini," tandasnya.
[yat/yat]
|