Sulbar.com - Dalam rangka memperingati hari anti korupsi sedunia yang jatuh pada sabtu, 9 Desember lalu, puluhan pemuda dan mahasiswa Mamasa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Mamasa menggelar aksi unjuk rasa, senin 12 Desember.
Aksi itu dilakukan di Simpang lima kota Mamasa. Pada aksi yang digelar, mereka melakukan seruan moral terhadap masyarakat dan segenap aparat penyelenggara negara, khususnya aparat penegak hukum yang ada di Mamasa, untuk menolak segala bentuk tindakan korupsi. Sebab dinilai tindakan korupsi hanya menyengsarakan masyarakat.
Usai melakukan orasi di simpang lima Kota Mamasa, puluhan mahasiswa dan pemuda ini mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Mamasa. Adapun tuntutannya, yakni:
1. Menghimbau segenap masyarakat di bumi kondosapata' agar menolak segala bentuk korupsi demi kemajuan pembangunan bersama; 2. Mendesak pihak Kejaksaan Negeri Mamasa untuk menindaklanjuti semua loparan laporan dugaan korupsi di Kabupaten Mamasa; 3. Menghimbau kepada masyarakat dan segenap aparat penegak hukum untuk kritis dalam mengawal pemilihan kepala daerah 2018, agar tidak terjadi kecurangan pemilu, sperti Money politik, Black Campagin sebagai awal dari perbuatan korupsi; 4. Mendesak pihak pemerintahuntuk memperbaiki system yang ada, baik itu tatanan birokrasi maupun pelayanan publik; 5. Mendesak pemerintah untuk melakukan transparansi dalam hal kebijakan kebijakan untuk membuat masyarakat lebih memahami proses pengambilan kebijakan; 6. Mendesak pemerintah untuk menghayati Undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang tindak pidana kotupsi.
Koordinator Aksi, Boby mengungkapkan, aksi yang dia lakukan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pembangunan yang ada di Kabupaten Mamasa yang terkesan lamban akbit indikasi tindakan korupsi yang dilakukan sejumlah pihak terkait sejimlah pekerjaan yang dikerjakan asala-asalan.
"Sudah hampir 16 tahun Mamasa terbentuk menjadi sebuah kabupaten tetapi realita yang terjadi di lapangan, tidak ada pembangunan yang kelihatan secara siknifikan. Ini yang kemudian menjadi tanda tanya besar, apa yang sebenarnya terjadi dalam sytem pemerintahan yang ada sekarang," ungkap Boby dalam orasinya kemarin.
Menanggapi tuntutan itu, Kepala Seksi Intelejen Kejari Mamasa, Agung Riyanto yang menemui pengunjuk rasa mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi tindakan yang dilakukan kalangan pemuda dan mahasiswa dalam hal pengawasan pembangunan Kabupaten Mamasa.
"Kita sangat mengapresiasi aksi penyampaian aspirasi yang dilakukan adik adik mahasiswa, sebab ini bentuk keprihatinannya dalam hal pengawasan pembangunan yang ada di Mamasa," katanya.
Menurut Agung, sebagai upaya memerangi korupsi, pihaknya tengah menangani kasus penyalahgunaan dana desa yang dilakukan oknum kepala desa yang saat ini sedang berproses.
"Kita juga komitmen untuk menolak tindakan korupsi. Sebab selain itu dilarang oleh Undang-undang, juga sangat menyengsarakan masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan, sejumlah laporan yang ia teripa dari masyarakat akan ditindaklanjuti. Hanya saja menurutnya, untuk menangani kasus harus lebih teliti, "Tidak serta merta ada laporan langsung diproses, tetapi butuh proses penyelidikan dulu," tambahnya.
|