Mengawal gagasan, peristiwa dan informasi Sulawesi Barat [ Beranda ] [ Tentang : Sulbar ] [ Hubungi Kami ] [ Menulislah disini ! ] [ Pedoman Pemberitaan ] [ Maps ]

SulbarDOTcom
Kalindaqdaq (Pantun Mandar) :

"Mazdondonna duambongi Annaq maullung allo Damoq pettule? Salili-uq motu-uq."
Besok lusa Manakala langit mendung Tak usahlah anda bertanya Itulah pertanda kerinduanku

FEATURE
Ketika Guru-Mahasiswa Menyatu Bincang Sastra
SulbarDOTcom - Ketika Guru-Mahasiswa Menyatu Bincang Sastra


 Rabu, 28 Oktober 2015 21:19:10  | Dibaca : 2688 kali
 
Sulbar.com - Seorang lelaki diikat balut pinggulnya dengan kain panjang warna hitam. Sedang sekitar lima perempuan lainnya tampak memegang setiap ujung kain yang menjuntai hingga ke lantai. Pelan perempuan itu, menarik kain hingga mengencang seraya tampak sibuk melantunkan puisi. Lelaki yang dalam ikatanpun sibuk merafal puisi serupa mantra. Ditempat terpisah di ruangan yang sama sebuah guitar acoustic dimainkan seorang perempuan.

Disi kirinya, perempuan berjilbab sibuk menyanyikan lagu yang diangkat dari puisi. Terdengar dan terlihat harmoni asyik antara gerak teater, puisi, petikan guitar dan lagu yang dimainkan begitu apik oleh Komunitas Sastra Siswa Siswi SMK Negeri 1 Polewali. Tak pelak hadirin yang terdiri dari guru dan mahasiswapun tampak sibuk mendekati pertunjukan sekedar untuk mengabadikan gambar dengan kamera ponsel mereka.

Adalah acara pembukaan bincang sastra yang dikemas dalam Pelatihan Apresiasi dan Pengajaran Sastra di Aula SMK Negeri 1 Polewali oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas (MGMP BSI SMA) Kabupaten Polewali Mandar yang dimaksudkan sebagai rangkaian peringatan bulan bahasa yang jatuh bertepatan dengan hari sumpah pemuda 28 Oktober kemarin, menjadi titik start pembukaan acara pelatihan yang direncanakan berlangsung selama tiga hari.

Hamka, S.Pd. M.Si, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Polewali Mandar dalam sambutan pembukaannya menyatakan mengapresiasi tinggi acara yang merupakan swadaya dari para guru bahasa Indonesia yang tergabung dalam MGMP BI tersebut.

"Acara ini adalah bagian dari penguatan para tenaga pendidik di Kabupaten Polewali Mandar, utamanya guru bahasa dan sastra Indonesia. Saya kira, ini mesti diapresiasi dengan baik, terlebih acara ini digelar secara swadaya dari para guru," tuturnya.

Hamka berharap, melalui pelatihan ini, muncul kesadaran baru terkait dengan pentingnya penggunaan bahasa ibu. "Saya harap acara ini juga memberikan kita kesadaran baru atas pentingnya meletakkan bahasa daerah sebagai bahasa ibu di dalam karya sastra yang lahir di daerah ini," harapnya.

Senada dengan Hamka, Halimah, S.Pd. M.Pd., Ketua MGMP SMA BSI Polewali Mandar menyebutkan, acara dimaksudkan bagian dari peringatan bulan bahasa dan hari sumpah pemuda. "Harapan kita melalui momentum bulan bahasa dan hari kebangkitan nasional ini, kita bisa memanfaatkannya untuk secara bersama untuk kembali menajamkan cara baca kita terhadap sastra dan pengajarannya. Utamanya bagaimana kita lebih menghargai sastra sebagai pembentukan karakter anak bangsa," urainya.

Selain Halimah, Sekretaris MGMP SMA BSI Polewali Mandar, Syamsiah, S.Pd. M.Pd., disela-sela kesibukannya mengurusi acara kepada SulbarDOTcom mengatakan, acara yang digelar kali ini selain melibatkan guru-guru bahasa juga secara khusus mengundang beberapa mahasiwa jurusan bahasa Indonesia, "sengaja kami juga menghadirkan mahasiswa selain guru, karena kelak merekalah yang akan menjadi tenaga pendidik di sekolah-sekolah yang mesti dari awal bisa membaca peta pembelajaran kesusasteraan di daerah kita ini," ujarnya.   

Sementara itu, Suparman Sopu Penulis Cerpen dan Puisi yang tampil sebagai pasilitator acara dalam pemaparannya menyebutkan, tak ada alasan bagi kalangan guru untuk tidak serius mengangkat kemampuan para peserta didik dalam memberikan apresiasi terhadap karya.

"Saatnyalah kini, bagi kita semua untuk serius mengawal peserta didik kita agar memiliki kepekaan terhadap apresiasi sastra. Bahkan tidak hanya mengapresiasi. Lebih jauh lagi kita berharap, guru mampu menginspirasi peserta didiknya untuk memiliki kemampuan memproduksi karya sastra. Utamanya karya sastra yang berangkat dari khasanah lokal kita," urainya.

Bukan hanya itu, M. Syariat Tajuddin yang juga tampil sebagai pasilitator diskusi pada sesi kedua, lebih banyak menyoroti problem yang dihadapi oleh para guru dan bahkan peserta didik utamanya terkait dengan pembelajaran sastra di sekolah.

"Ada kecenderungan para guru lebih banyak terjebak dengan pemberian pemahaman teoritis. Padahal, selain teori hal yang juga tak kalah pentingnya, adalah bagaimana pengajaran sastra di sekolah bisa menciptakan iklim kreatif bagi penciptaan karya sastra. Sehingga dengan begitu, kita berharap dari daerah ini berlahiran para sastrawan yang produktif menulis karya sastra," ujarnya.

Lanjut Syariat, problem ini bahkan berlanjut kepada kecenderungan peserta didik yang juga tidak terlalu peduli dengan sastra,"utamanya di tengah kecenderungan dunia yang serba hedonistik dan telah begitu jauh terjebak pada ranah profan yang mendewakan kapital. Padahal sastra adalah dunia sublim yang mesti berangkat dari nilai yang lebih menghargai harkat kemanusiaan. Di titik inilah, problem besar sastra di lembaga-lembaga pendidikan yang berhadapan dengan kenyataan dunia luar serba instan dan berhitung kapital. Peran guru adalah amat penting untuk mendiskusikan arah baru pembelajaran sastra kita di sekolah agar lebih kreatif dan lebih menyenangkan,"sebutnya.

Sekedar catatan, melalui acara pelatihan tersebut, MGMP BSI Polewali Mandar ke depan berencana akan lebih menumbuhkan bengkel sastra di sekolah-sekolah. Bahkan akan berupaya mempasilitasi penerbitan buku yang memuat karya bersama para guru bahasa Indonesia yang kelak bisa dijadikan bahan ajar dan bahan diskusi sastra di sekolah-sekolah di Kabupaten Polewali Mandar.

"Saya kira kalau problem kita adalah bahan ajar, maka bersama MGMP BSI SMA di Polewali Mandar ini, kita bisa membuat semacam buku antologi bersama para guru bahasa se-Kabupaten Polewali Mandar yang kelak juga bisa menjadi alternatif bahan ajar kita di kelas," tandas Syamsiah yang kemudian disahuti Suparman Sopu.

Menariknya dalam acara pembukaan selain diisi dengan pembacaan karya sastra dari para guru, pasilitator dan mahasiswa, yang diambil dari buku Laika Tappalaus yang merupakan buku kumpulan puisi dan cerpen Suparman Sopu yang diterbitkan oleh Frame Publishing Yogyakarta dan berlatar setting tanah Mandar. [yat/yat]
 
Tag : polman
 


ARTIKEL TERKAIT
Aneh, FAI Unasman Sulap Sport Centre Jadi Arena Kajian
Madatte Arts Gelar Seminar Budaya
Teliti, Kesbanglinmas Polman Tolak terbitkan SKT Gafatar
Dikira Oleng, Ternyata Gempa Poso yang Menggoyang
Perguruan Tinggi Perlu Perluas Akses Diri ke Media
 
KOMENTAR
 
Tulis Komentar
Nama :
Email :
URL :
Komentar :
   
   
   
     
    Catatan :
No Ads, No Spam, No Flood please !
Mohon tidak menulis iklan, spamming dan sejenisnya.
 MAIN MENU
> Home
> How to go to SULBAR
v Accomodation :
   - Hotel
   - Rumah Makan (Restaurant)
> Obyek Wisata (Destination)
> Kalender Wisata (Event Calendar)
> Directory
> Peluang Investasi (Investment)
> Perpustakaan Online (Library)
v Pemerintahan (Gov) :
   - Aparatur Pemerintah (Gov Officer)
   - UMKM / UKM


 

 

Email : info [at] sulbar.com | Email Redaksi : redaksi [at] sulbar.com

Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat
This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi

copyright © 2004 - 2023 SulbarDOTcom - http://www.sulbar.com/

Online sejak 16-okt-2004

Saat ini orang Online.
Jumlah pengunjung : 2,511,471

web server monitoring service RSS