Sulbar.com - Nelayan yang terdapat di Kecamatan Sendana keluhkan hasil tangkapan ikan yang kian berkurang dari tahun ke tahun. Mereka mulai merasakan hasil tangkapan sejak tiga tahun lalu, sekitar tahun 2013 silam, sehingga para nelayan pun mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Informasi yang berhasil dihimpun SulbarDOTcom dari para nelayan yang ada di Kelurahan Mosso, 31 Mei 2016 kemarin menyatakan, tangkapan mereka yang semakin berkurang setiap tahunnya, dan mereka tidak tau akan penyebabanya.
Hardi, salah seorang nelayan warga Lingkungan Somba Utara mengatakan, saat ini tidak ada hasil tangkapan ikan yang melimpah seperti tahun-tahun sebelumnya, para nelayan begitu sulit mencari ikan diperairan laut di sini.
"Susah sekaliki disini dapat ikan yang banyak, tidak seperti tahun-tahun yang lalu. Padahal biasanya, masukmi ini bulan panen tui-tuing (ikan terbang-red). Kami tidak tau apa ini penyebabnya? Habis saja ongkos biaya pembeli bahan bakar tapi tidak ada pemasukan," ungkapnya dalam dialek khas daerahnya.
Nelayan yang terdapat di Sendana mengenal dua musim yaitu musim Bara’ (Musim Hujan) dan musim Timor (Musim Kemarau). Musim Bara’ itulah yang dianggap sebagai musim panen ikan yang datang setahun sekali, dan jatuh di sekitar bulan Februari hingga bulan Mei. Sehingga nelayan sering mengeluh jika di bulan seperti itu tidak ada ikan melimpah yang mereka dapat.
"Mestinya sekarang ini sudah masuk waktunya banyak ikan, akan tetapi sudah tiga tahun ini kami tidak mendapat hasil tangkapan yang banyak," ujarnya Sarman, juga salah seorang nelayan di Sendana.
Seirama dengan Sarman, Hardi juga nelayan, menyebutkan, semenjak hasil tangkapan ikan mulai berkurang, para nelayan disana mulai ada yang beralih profesi. Ada yang menjadi pedagang, buruh, bahkan pergi merantau. Mereka lakukan hal tersebut agar mereka mampu memenuhi kebutukhan hidupnya.
"Iye, apalagi mau dikerja kalau tidak ada ikan. Daripada rugi teruski, lebih baik cariki kerja yang lain," tandasnya.
|