Sulbar.com - Makanan yang satu ini sudah tidak asing lagi di lidah orang Mandar Sulawesi Barat. Untuk mendengar namanya saja, pasti kita akan langsung tertuju pada sebuah bentuk makanan dengan ciri bulat-bulat kecil. Ya, makanan itu bernama onde-onde yang kemunculannya menjadi lebih sering saat bulan ramdan.
Bentuk makanan ini cukup unik dan sederhana. Bentuknya yang bulat kecil, dibaluti parutan kelapa, di tengah-tengah adonan terdapat gula merah yang membuat lidah seakan ikut bergoyang saat gigitan pertama. Nikmatnya santapan buka puasa akan semakin terasa ketika ditemani secangkir kopi.
Konon, dari cerita orang tua kita dulu, mengatakan jika pembuatan onde-onde yang satu ini, membuat orang Jepan terperangah dan keheranan asal usul pembuatannya. Mereka bertanya-tanya, bagaimana mungkin makanan seperti ini ditengah-tengahnya bisa terdapat gula, padahal tidak ada lubang adonan yang bisa dilalui untuk memasukkan gula kedalamnya?. Kebenaran cerita itu, allahu alam. Mungkin saking enaknya sehingga orang-orang dulu membuat cerita seperti itu.
Kembali dari proses pembuatannya, cukup menyediakan beras ketan, gula merah dan parutan kelapa. Pertama beras ketan dicampur air hangat secukupnya, kemudian diaduk sampai berbentuk adonan, lalu dibentuk dengan model kepang dan kemudian diisi dengan gula merah yang sudah ditumbuk seperti dadu. Lalu dibulatkan dan direbus ke dalam air mendidih selama 10 menit sampai 15 menit. Ketika bulatannya sudah mengapung berarti onde-ondenya telah masak dan siap dilumuri parutan kelapa. Lebih nikmat jika menggunakan parutan kelapa muda.
Biasanya, kemunculan makanan tradisional yang satu ini pada saat ramadan. Menjadi santapan utama saat berbuka, kemudian di lanjutkan pada saat selesai shalat tarwih. Hampir tidak ada yang menyangkal akan kelezatannya, dari tua, dewasa, hingga anak-anak begitu menikimati lezatnya makanan yang melegenda ini. Makanan yang cukup nyentrik nan sederhana namun tidak pernah tergerus oleh perkembangan zaman.
Seiring banyaknya bermunculan jenis makanan yang dijual di pasar atau di toko-toko kue dan roti, entah itu makanan olahan pabrik atau tangan manusia, onde-onde masih mampu bertahan dan tampil dengan rasa manisnya yang khas. Bahkan masih berada di urutan teratas untuk kategori makanan yang diganrungi masyarakat saat berbuka.
Meskipun di beberapa daerah juga terdapat makanan yang mirip dengan onde-onde, entah apa penamaannya? Onde-onde makanan tradsional Mandar mempunyai rasa khas yang menjadi pembeda dengan jenis onde-onde di daerah lainnya.
Onde-onde tidak akan tergeser dari kepungan makanan modern, sebab orang Mandar lebih doyan makanan lokal yang manis-manis, seperti masyarakat Mandar yang dikenal manis-manis. Manis tutur katanya, manis perbuatannya, dan manis adabnya.
|